Rumah adalah tempat paling ideal untuk
beristirahat dan melepaskan segala beban seusai beraktivitas. Tapi untuk
beberapa kalangan elite, rumah hanyalah “aksesoris pelengkap” yang menunjang prestige mereka. Untuk sebagian orang,
rumah bukanlah hal yang mewah lagi. Mungkin rumah itu sudah seperti kacang
goreng, karena jumlah yang dimiliki bukan hanya satu. Tetapi untuk separuh
kalangan menengah kebawah rumah adalah istana terindah, tidak mengenal berapa
besar ukuran rumah yang ditempati.
Kenyataan yang paling menyedihkan adalah
yang membutuhkan rumah bukan hanya manusia semata. Tetapi hewan pun juga
demikian, sama-sama saling membutuhkan tempat untuk bernaung. Andai hewan bisa
bicara, mereka pun akan protes keras jika “lahan” perumahan mereka digusur. Sama
seperti kasus Penggusuran Lahan Waduk di daerah pluit beberapa waktu silam.
Ribuan warga yang tinggal didaerah waduk
tersebut dan merasa terusir pun berbondong-bondong datang untuk membela hak
lahan rumah mereka masing-masing. Itu kan nasib manusia yang tergusur dari
rumahnya sedangkan bagaimana dengan nasib para hewan-hewan yang terusir secara
sengaja dari habitat mereka?
Demi terpenuhinya kebutuhan sandang,
pangan dan juga papan bagi manusia banyak. Kita harus merelakan habitat hewan-hewan
liar di hutan menjadi terusir. Atau bahkan banyak hewan yang mati, karena
rantai makanan di hutan mengalami perubahan drastis. Sehingga menyebabkan
ekosistem yang berlangsung didalamnya tidak seimbang lagi.
Penebangan pohon di hutan liar tanpa izin juga
semakin membabi buta. Kenapa disebut membabi buta? Karena sudah enak
mendapatkan hasilnya tetapi lupa untuk memperbaiki. Sebab tidak ada tindakan
untuk menanam pohon itu kembali atau istilah kerennya lebih dikenal dengan
reboisasi.
Untuk men-supply kebutuhan akan kayu jati
sebagai perabot rumah tangga juga diambil dari hutan liar sehingga gundul dan
tandus (untuk beberapa oknum yang kadang kali bertindak curang sebab tidak ada
surat izin untuk penebangan pohon di hutan). Begitupun sama halnya dengan pembuatan
kertas dan tissue yang masih menggantungkan nasib dengan menebang pohon dihutan
belantara.
Bukankah dengan kita bisa
menyelematkan hutan di Indonesia, itu sama saja kita turut melestarikan tempat
tinggal kita sendiri? Secara tidak sadar manusia juga ikut menjadi pelanggan
setia yang turut menghirup segarnya oksigen dari pohon-pohon yang tumbuh di
hutan Indonesia. Namun, ketika kini hutan di Indonesia sedang mengalami “musibah”
karena semakin berkurangnya lahan hutan akibat tangan-tangan jahil yang tidak
bertanggung jawab merusaknya, manusia yang dibekali ahklak paling sempurna masa
tidak bisa melakukan apa-apa?
Hutan Indonesia tidak pernah gagal untuk
membuat kita para manusia terpukau akan keindahan dan “kecantikan” alamiah yang
terpancar dari rimbunnya pohon yang berdiri gagah. Hijaunya panaroma yang
terdapat di hutan Indonesia selalu bisa memanjakan kita dikala gundah. Disamping
itu juga banyak orang yang masih menggantungkan nasib mata pencahariannya
kepada hutan yang cantiknya tiada duanya.
Ayo, inilah saatnya untuk kita turut berpartisipasi melestarikan
keindahan hutan di Indonesia. Banyak jalan menuju roma. Dimana tidak harus
hanya volunteer dari green peace melulu saja yang bergerak
untuk menyelamatkan hutan di Indonesia. Sebab
untuk berani mengubah kehidupan menjadi lebih baik, tidak bisa hanya dari satu
orang saja. Tetapi seluruh masyarakat juga sangat diharapkan untk bisa
berpartisipasi di dalamnya. Kebaikan satu langkah diharapkan bisa menjadi
kebaikan bagi seluruh masyarakat atau bahkan mendunia.
Caranya adalah dengan kita tidak membuang
sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik berlebih, mengurangi
penggunaan limbah kertas dan juga tissue, dan juga belilah produk-produk yang
berlabel-kan go green. Karena bukan
hanya green peace saja yang sudah
sadar akan pentingnya menyelamatkan hutan, tetapi sudah banyak juga perusahaan yang
membuat produknya berlandaskan dengan motto go
green. Pro aktif dalam gerakan go
green maka secara tidak langsung itu namanya protect paradise bagi hutan di Indonesia.
Contohnya saja seperti video yang satu ini.
Kotak box pizza yang biasanya dibuang percuma secara utuh, kini sudah tidak
lagi. Bisa dijadikan “piring” pizza dan juga tempat menyimpan kembali pizza
yang masih sisa. Disamping kita mengirit penggunaan air, kita juga tidak perlu
lagi capek-capek untuk mencuci piring.
Maka dari itu, jangan malu lagi untuk bisa
memulai kebaikan buat orang banyak. Protect
Paradise sudah bukan hal yang kuno untuk di tiru kok. Malah kamu akan
terlihat keren jika bisa menjadi salah satu partisipan yang berani untuk memulai
tindakan penyelamatan lingkungan hidup dan hutan di Indonesia.
Orang eropa saja sudah banyak yang
berbondong-bondong membantu pelestarian hutan di Indonesia. Giliran kamu kapan?
Kalau seandainya sempat, monggo bisa melihat social media saya yang lainnya di:
Follow me on Twitter:
Youtube Channel:
Follow me at Instagram:

Sumber Referensi:
1. http://www.greenpeace.org/seasia/id/Multimedia/Galeri-Foto/Orangutan-dan-Harimau-Sumatera-Delegasi-Norwegia/#tab=0&gvs=true
2. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/melindungi-hutan-alam-terakhir/Hasil-Temuan-Perjalanan-Tim-Mata-Harimau/
3. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/akhir-dari-zaman-nuklir/keselamatan/
4. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/akhir-dari-zaman-nuklir/Limbah/
5. http://news.liputan6.com/read/785743/penggusuran-lahan-waduk-pluit-rusuh-5-warga-ditangkap
6. http://www.youtube.com/watch?v=gQBjJjpkjl0
7. http://zaifbio.wordpress.com/2013/07/02/perubahan-ekosistem/
No comments:
Post a Comment